Dokter Farmasi

Sekolah Farmasi AUHS menawarkan program Doktor Farmasi (PharmD) yang dipercepat selama tiga tahun dalam lingkungan belajar yang sangat berfokus pada siswa. Kurikulum PharmD dirancang untuk menanamkan nilai-nilai Kristiani yang kuat kepada siswa, mempersiapkan mereka untuk mempraktikkan perawatan pasien berbasis bukti, untuk menumbuhkan budaya penelitian dan beasiswa, dan untuk memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan dari populasi pasien yang beragam. Kurikulum memenuhi rekomendasi yang diberikan oleh standar akreditasi dan pedoman profesional termasuk Standar ACPE 2016, Proses Perawatan Pasien Apoteker JCPP, Hasil Pendidikan CAPE 2013, dan garis besar konten pemeriksaan lisensi.

Kurikulum tiga tahun terdiri dari setara dengan 12 kuartal (empat kuartal per tahun). Setiap triwulan terdiri dari 11 minggu (terdiri dari 10 minggu instruksi dan satu minggu penilaian akhir) dan diikuti dengan istirahat sebelum triwulan berikutnya dimulai. Jam kredit minimum yang diperlukan untuk menyelesaikan program adalah 183. Kurikulumnya adalah kombinasi dari kursus didaktik dan pengalaman pilihan dan wajib.

Kurikulum didaktik tahun pertama terdiri dari kursus dasar biomedis dan ilmu farmasi (misalnya, biokimia, imunologi, kimia obat, mikrobiologi, patofisiologi, farmaseutika, farmakokinetik, farmakologi), kursus klinis pengantar (misalnya, proses perawatan pasien, penilaian fisik, self- perawatan), dan kursus dasar dalam ilmu sosial dan administrasi (misalnya, biostatistik, komunikasi, etika, sistem perawatan kesehatan, informatika kesehatan, nilai-nilai Yahudi-Kristen dalam perawatan kesehatan, ilustrasi medis).

Bagian substantif dari kurikulum didaktik tahun kedua terdiri dari rangkaian kursus Farmakoterapi Terpadu. “Terintegrasi” mengacu pada kombinasi ilmu dasar dan ilmu klinis dan topik lainnya. Alih-alih menggunakan kursus terpisah untuk mengajarkan berbagai topik secara terpisah, kursus Farmakoterapi Terpadu menggunakan model di mana topik, seperti kimia obat, farmakologi, dan farmakoterapi diajarkan bersama dalam konteks status penyakit. Integrasi ini membuat pembelajaran menjadi lebih relevan, mendorong pemikiran kritis, memungkinkan pengembangan model mental yang lebih kuat, mendorong retensi materi jangka panjang, dan memudahkan untuk mentransfer pembelajaran ke situasi perawatan pasien di kehidupan nyata.